Solo Hijabers :)
Awal penyebaran komunitas Hijabers di Indonesia berasal dari
Ibukota Indonesia, Jakarta. Sang prakarsa adalah seorang model muslimah, Dian
Pelangi. Dian Pelangi dan teman-temannya pun sepakat membentuk komunitas yang
bernamakan Hijabers. Hijabers berasal dari kata Hijab dan Ers. Hijab adalah
bahasa arab yang berarti penutup, penghalang yang bisa juga dimaknakan sebagai
kerudung atau penutup kepala. Sedangkan ers adalah kata yang merujuk pada
perkumpulan, atau pengikut suatu kelompok atau komunitas tertentu. Dalam blog
Dian Pelangi, Ia mengungkapkan asal muasal membentuk Hijabers. Sejatinya, dunia
fashion dunia telah merambah wilayah Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Dian
Pelangi pun melihat gaya busana muslimah Jepang dan Korea yang meski berhijab
tetap mampu tampil keren. Melalui blog
dan sosial media, komunitas atau perkumpulan jilbab Dian Pelangi ini dengan
cepat menjadi tren di Tanah Air. Gembor-gemboran media membuat komunitas ini
semakin menancapkan keberadaannya. Tidak membutuhkan waktu lama, Hijabers pun
merambah menjarah daerah-daerah besar di Indonesia yang ditandai dengan
banyaknya berdiri komunitas Hijabers di berbagai kota. Seperti Hijabers Bandung,
Hijabers Surabaya, Hijabers Makassar, Hijabers Yogyakarta,dan di Solo yang
dinamakan Solo Hijabers . Solo Hijabers (SH) adalah sebuah komunitas jilbab kontemporer
yang berdiri pada tanggal 9 September 2011. SH pertama kali didirikan oleh lima
muslimah di kota Solo yakni Vivi, Aviana, Rosty, Rustya dan Indira. Kelima
perempuan sekaligus mahasiswi ini berinisyatif membenuk Hijabers setelah
melihat komunitas Hijabers Pusat Jakarta oleh Dian Pelangi. Hingga saat ini, SH
memiliki tempat sekretariat di Lymarais pasar kliwon Solo. Muslimah Hijabers
dalam komunitas Solo Hijabers mempunyai gaya hidup tersendiri. Dari segi gaya
berpakaian yang berbeda dengan gaya berpakaian muslimah pada umumnya. Para
member dan committee Solo Hijabers selalu menampilkan gaya berjilbab
kontemporer yang jauh dari kesan kolot, dan tidak keren. Sebaliknya mereka yang
tergabung selalu tampil stylish dan fashionable meski berhijab. Penggunaan
bahasa gaul dan teks Arab dan Inggris dalam komunitas SH pun turut menjadi gaya
hidup yang mencirikan komunitas ini sebagai komunitas yang keren dan mengikut
zaman meski berbasis agama. Hal ini pun menurut SH mampu menarik minat para
muslimah untuk selalu ikut terlibat dalam setiap kegiatan yang digelar. gaya
Hidup yang berada di dalam komunitas Solo Hijabers
Terbentuknya
Solo Hijabers tak dipungkiri karena terinspirasi komunitas hijabers yang lebih
dulu ada. Solo Hijabers dibentuk sebagai wadah wanita-wanita muslimah di Kota
Solo yang ‘haus’ akan ilmu agama. Dengan berpijak pada kemauan untuk belajar, berbagi,
dan mempererat tali silaturahmi diantara sesama muslimah, di Solo khususnya dan
di Indonesia umumnya, Solo Hijabers merupakan komunitas positif yang terbuka
untuk siapa saja. Solo Hijabers resmi terbentuk pada 9 September 2011 dan
sekarang memiliki 30 komite dan lebih dari 200 anggota. Keanggotaan Solo
Hijabers tidak terbatas bagi wanita yang berjilbab saja, namun merangkul wanita
muslimah siapa saja.